Sejarah

Pertanyaan

Perkembangan kerajaan palembang

1 Jawaban

  • Sejarah kerajaan Palembang atau kesultanan Palembang terjadi dalam abad ke-17 M dan ke-18 M sampai dengan awal abad ke-19 M. Tempatnya adalah di kota Palempang dan sekitarnya, baik disebelah sungai Musi maupun di hulu dan anak-anaknya, yang dikenal dengan Batanghan Sembilan. Letaknya tidak terlalu jauh dan Kuala (- 90 KM) vang bermuara di selat Bangka.
    Kota Palembang semula termasuk wilavah kerajaan Budha Sriwijaya yang berkuasa dari tahun 683 M sampai kira-kira tahun 1371 M. Catatan mengenai waktu berakhirnya kerjaan Sriwijaya bermacam-macam, yang pasti setelah runtuhnya kerajaan ini mengalami kekosongan kekuasaan, dan menjadi taklukan kerajaan Majapahit pada pertengahan abad ke-15 sampai tahun 1527 M.
    Salah seorang adipati Majapahit yang berkuasa di Palembang adalah Aryo Damar (1455-1478), putra dari Prabu Brawijaya (1447-1451) Aryo Damar kawin dengan putri Campa bekas istri Brawijaya, Sn Kertabumi (1474-1478) dengan membawaanak Raden Fatah vang lahir di Palembang dan dibesarkan oleh ayah tirinva yakni Aryo Damar (1455). Kemudian ia menjadi pendiri kerajaan Demak pada tahun 1478.[1]
    Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit Palembang menjadi daerah pelindung (protektorat) dari kerajaan Demak-Pajang dan Mataram di Jawa. Semula hubungan ini berjalan baik dan teratur, namun perkembangan keadaan membawa perubahan, khususnya semasa kerajaan Mataram.
    Dalam sejarah kerajaan Mataram nampak sekali, bahwa hunbungan antara pusat dan daerah tidak selalu berjalan dengan baik, sebagai mana pengalaman penguasa-penguasa Palembang pra kesultanan, yang mendapat perlakuan tidak menenangkan dalam hubungannya dengan kerajaan Mataram, begitu juga Kyai Mas Endi, Pangeran Ario Kesumo Abdirronim sesudah menggantikan kedudukan kakaknya.
    Pangeran Sedo Ing Rajek sebagai penguasa Mataram di Palembang mengalami hal yang sama, dimana beliau pada tahun 1668 mengirim urusan ke Mataram, tetapi ditolak oleh Amangkurat I. Dengan adanya hal ini maka beliau memelaskan ïkatan dengan Mataram. Maka menjadilah Palembang berdiri sendiri sebagai kesultanan Palembang Darussalam.[2]
    Kapan hal ini mulai terjadi, tidak didapatkan keterangan-keterangan yang pasti. Disebutkan oleh P. Deroo Defaille dalam bukunya Dari Zaman Kesultanan Palembang sebagai berikut: Pangeran Ratu dalam tahun 1675 memakai gelar Sultan dan dalam tahun 1681 namanya Sultan Djamaluddin dan temyata orangnya sama dengan Sultan Ratu Abdurrahman dari tahun1690 yang dalam cerita terkenal dengan Sunan Tjadebalang, yang sebetulnya Tjandiwalang.

    semoga membantu:)

Pertanyaan Lainnya